AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) - Setiap peristiwa mempunya arti tersendiri baik itu dari segi sudut pandang kiri atau kanan, sebab pada sejatinya semua itu telah digariskan. Dan AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) kita hanya menjalankan sebagaimana kita sebuah wayang yang talah dilakonkan oleh dalang. Seperti itu pula makna dari sebuah unsur kehidupan.
Tidak terlepas banyak dari kita yang hanya memandang semua peristia hanya sebagai hal yang lumrah dan biasa saja. Namuan AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) apakah tau bahwa kita hidup ini sebagaimana orang perjalannan yang kadang memerlukan tempat singgah sementara yang cuma dibuat untuk istrirahat sejenak dan kita pun akan melaksanakan perjalanan kembali.Dan AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) untuk hal yang semacam ini terkadang kita lupa dan tergiur hanya dengan kemewahan dan kemegahan nikmat dunia semata.
Sejak zaman dahulu kala manusia, baik pria maupun wanita selalu mendambakan bagaimana caranya agar mereka senantiasa kelihatan awet muda. Bahkan kalau dapat; "Tampak lebih muda daripada usia sebenarnya".
Dalam zaman modern dengan ilmu teknologi yang sudah serba canggih, keinginan seperti itu masih mendominasi pemikiran banyak orang, terutama wanita. Karena menginginkan agar tetap awet muda, mereka tidak segan-segan mengeluarkan uang dari koceknya dalam jumlah yang tidak sedikit. Caranya ialah dengan menjalani operasi Plastik di dalam maupun luar negeri. Ada pula yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu, atau menjalani latihan-latihan khusus untuk kebugaran tubuh.
Berkaitan dengan keinginan untuk awet muda ini, nenek moyang kita zaman dahulu telah menemukan banyak rahasia. Di samping dengan menggunakan berbagai jenis ramuan dan rempah-rempah, mereka juga telah menciptakan sejenis amalan sugestrif berupa mantera yang kemudian dikenal dengan nama Aji Panji Anom Sumunar.
Untuk menambah wawasan pembaca tentang rahasia Aji Panji Ajom Sumunar tersebut, berikut cara ritualnya:
"Sallalahu 'alaihi wassalam, panji anom sumunar,
Telaga kal-kausar asung banyu sejati,
Sun siramake sepisan,
Mancur guwayaku kaya srengenge,
Ping Pindo kaya rembulan,
Ping telu murub cahyaku pindo lintang cahya,
Sumunar byar, mencorong cahyaku,
Guwayaku mencorong resik,
Sang hyang kamajaya (utk. pria) kalau untuk Wanita
sang Dewi Ratih manjing ana ing badan saliraku,
Awet anom salawase,
Wong sak buwana asih karo aku,
Saka kersaning Allah,
Laillaha ilallah Muhammadu Rasulullah".
Syarat lelakunya:
Puasa mutih 3 hari 3 malam dimulai dari Selasa Kliwon. Selama menjalani laku, tiap hari mandi kramas 7 kali. Setiap kali mandi mantranya dibaca 3 kali berturut-turut.
Cara mengamalkannya:
Setalah usai lelaku mantra dibaca bila akan mandi pagi dan sore. Mandi pagi sebelum matahari terbit dan mandi sore sebelum matahari terbenam. Jika tekun melakukannya, Insya Allah akan Anda rasakan pengaruhnya.
AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) -Keledai favorit seorang pria jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam. Dia tidak bisa menarik keledai tersebut keluar, tidak peduli seberapa keras ia mencobanya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengubur keledainya hidup-hidup.
Tanah mulai ditimbun ke lubang tempat keledai berada dari atas. AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) -Keledai yang merasa tertimpa tanah, menggoyangkan tubuhnya untuk menjatuhkan tanah di atas tubuhnya, dan melangkah di atas tanah tersebut. Tanah berikutnya ditimbun kembali ke dalam lubang.
Setelah banyak ‘mengibaskan’ masalah, Dan melangkah (belajar dari kisah di atas), AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) Suatu saat setelah terlepas dari masalah, anda akan mampu merumput di padang rumput hijau. Anda akan mampu meraih apa yang anda impikan.
Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.
Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku.AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.
Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda) lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !” Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.
0 Response to "AJI PANJI ANOM SUMUNAR (Mantera pembuat wajah lebih awet muda)"
Posting Komentar