AJI MAHESA KRODHA

AJI MAHESA KRODHA - Setiap peristiwa mempunya arti tersendiri baik itu dari segi sudut pandang kiri atau kanan, sebab pada sejatinya semua itu telah digariskan. Dan AJI MAHESA KRODHA kita hanya menjalankan sebagaimana kita sebuah wayang yang talah dilakonkan oleh dalang. Seperti itu pula makna dari sebuah unsur kehidupan.

Tidak terlepas banyak dari kita yang hanya memandang semua peristia hanya sebagai hal yang lumrah dan biasa saja. Namuan AJI MAHESA KRODHA apakah tau bahwa kita hidup ini sebagaimana orang perjalannan yang kadang memerlukan tempat singgah sementara yang cuma dibuat untuk istrirahat sejenak dan kita pun akan melaksanakan perjalanan kembali.Dan AJI MAHESA KRODHA untuk hal yang semacam ini terkadang kita lupa dan tergiur hanya dengan kemewahan dan kemegahan nikmat dunia semata.

Ketika musuh berhadapan, sekonyong-konyong menjadi lunglai tanpa daya. Itulah kehebatan ajian ini....

Aji Mahesa Krodha, dulu acapkali dijadikan piandel para pemimpin atau senopati perang ketika berhadapan dengan musuh di medan laga. Tokoh-tokoh yang ditengarai memiliki ajian sakti ini seperti Untung Suropati, Joko Tingkir, juga Alibasyah Sentot. Ajian ini memang mempunyai daya linuwih yang luar biasa karena merupakan perpaduan antara dzikir dan ilmu kanuragan tingkat tinggi.
Ketika musuh berhadapan, sekonyong-konyong menjadi lunglai tanpa daya. Seluruh aji kekuatan yang dimiliki tiba-tiba sirna lantaran kalah wibawa dengan pancaran gaib Mahesa Krodha.
Diam-diam di zaman modern ini banyak orang yang berburu ajian ini. Tapi sayang cuma sedikit yang berhasil kuat memilikinya secara sempurna. Hal itu akibat dari khodam ilmu ini yang hanya berpihak pada orang-orang yang berkarakter tabah dan sabar. Sementara manusia yang berjiwa arogan (sombong, mudah marah dan sok takabur) bisa-bisa justru termakan ajiannya sendiri.

Sesuai dengan namanya, Mahesa berarti kerbau, dan Krodha berarti marah atau mengamuk. Secara filsafat jika ajian ini digunakan sikap seseorang bak kerbau yang mengamuk. Kerbau sendiri secara filosofi merupakan binatang yang bertemperamen tenang, suka kerja keras, sabar dan tak mudah marah. Namun jika terusik harga dirinya, kemarahan seekor kerbau akan sulit terkendalikan.
Para pemimpin atau petualang biasanya cocok memiliki ilmu Mahesa Krodha sebagai senjata pamungkas membela diri atau menolong orang lain yang lemah teraniaya.
Mahesa Krodha termasuk jenis "ilmu putih" yang berwahana luhur. Orang yang punya ajian ini wajib dibarengi dengan laku ibadah secara sempurna.
Dengan demikian ajian ini punya daya karomah dari Allah secara langsung. Dan orang-orang yang kurang dekat dengan Tuhan tidak akan memperoleh kekuatan prima dari ajiannya itu.
Adapun bunyi rapalannya sebagai berikut :
Bismillahirromannirrohiim
Sun matek ajiku Mahesa Krodha, petak bumi tunggul manik kalimosodl. Sakabehing jagad padha kasat nyawiji ing manikmaya,
tumungkul ing telenging samodra sukma ya aku Mahesa Krodha, kang jumangkah rineksa sakbehing kodrattullah,
para nabi dalah para wali,
kawrangkanan malaikat sayuta.
Kabeh gawe wuleting kulit,
daging lan ototku,
gawe stosing braja balungku,
tan kena tinatas tan kena tinebas sakabehing pusaka,
ya jalaran aku dzat kang kasat,
kang ngratoni sakabehing sekti.
Lumpuh luruh sampyuh kowe para musuhku oleh dayane aji Mahesa Krodha.
Yahu Allah, yahu Allah, yahu Allah.......

Mencermati mantra di atas menumbuhkan bio-energi yang luar biasa. Seolah seluruh aura gaib terbukan, lebih-lebih jika mantra sakti ini diuji dalam laku.
Adapun lakunya sendiri adalah sebagai berikut :
1. Puasa mutih selama 39 hari diteruskan ngableng dan pati geni hari ke 40
2. Pada hari ke 5, 7 dan 30 melakukan mandi suci di tengah malam.Air untuk sesuci (keramas) diambil dari 3 tempuran sungai (tiga tempat pertemuan sungai/sungai bercabang). Media sesuci ini dicampur dengan bunga setaman.
3. Selama melakoni ilmu ini diharuskan merapal mantra di tengah malam di luar rumah ; ke arah timur, selatan, barat, dan utara (masing-masing 1 kali mantra).
4. Di akhir perjalanan ritual tersebut harus selamatan jajan pasar, buceng (tumpeng lengkap dengan ayam panggang) untuk tetangga (secukupnya).
5. Sejak memiliki ajian ini hendaknya meningkatkan ibadah, berjiwa sabar, serta suka menolong orang lain yang membutuhkan bantuan kita secara moral maupun material (kalau mampu). Dan jangan lupa, suka menyantuni anak yatim-piatu.
6. Ilmu ini tidak bisa digunakan sembarangan, kecuali benar-benar kepepet misalnya jiwa terancam. Jika musuh benar-benar menyerah, ampunilah mereka dan jangan kebablasan justru pamer kesaktian.

Nah, semoga ilmu ini bermanfaat bagi kita semuanya.

AJI MAHESA KRODHA -Keledai favorit seorang pria jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam. Dia tidak bisa menarik keledai tersebut keluar, tidak peduli seberapa keras ia mencobanya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengubur keledainya hidup-hidup.

Tanah mulai ditimbun ke lubang tempat keledai berada dari atas. AJI MAHESA KRODHA -Keledai yang merasa tertimpa tanah, menggoyangkan tubuhnya untuk menjatuhkan tanah di atas tubuhnya, dan melangkah di atas tanah tersebut. Tanah berikutnya ditimbun kembali ke dalam lubang.

Setelah banyak ‘mengibaskan’ masalah, Dan melangkah (belajar dari kisah di atas), AJI MAHESA KRODHA Suatu saat setelah terlepas dari masalah, anda akan mampu merumput di padang rumput hijau. Anda akan mampu meraih apa yang anda impikan.

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.AJI MAHESA KRODHA Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku.AJI MAHESA KRODHA Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan AJI MAHESA KRODHA lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !” Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "AJI MAHESA KRODHA"

Posting Komentar